Mantan CEO Nokia Stephen Elop akan mendapatkan insentif sebesar 33,4
juta dollar AS (atau sekitar Rp 380 miliar) dalam bentuk tunai dan
saham, setelah Microsoft menyelesaikan pembayaran membeli unit bisnis
ponsel dan layanan Nokia pada April lalu.
Seperti dikutip dari
Reuters,
insentif yang diterima Elop ini lebih tinggi dari yang dijanjikan
sebelumnya, yakni 25 juta dollar AS, karena harga saham Nokia mengalami
kenaikan.
Uang bonus yang diterima Elop sempat mengundang kontroversi di tengah masyarakat Finlandia pada akhir 2013.
Mereka marah karena
melihat eksekutif asing menerima uang bonus dengan menjual unit bisnis
penting Nokia, sebuah perusahaan yang begitu melegenda dan memiliki
nilai sejarah di Finlandia.
Perdana Menteri Finlandia, Jyrki
Katainen, turut berkomentar bahwa mekanisme insentif
perusahaan-perusahaan besar di seluruh dunia ternyata sedemikian luar
biasanya sehingga tidak dapat dimengerti oleh akal sehat.
Sementara
itu, Menteri Keuangan Finlandia, Jutta Urpilainen menambahkan bahwa
bonus Elop telah menciptakan "atmosfir beracun yang mengancam
keharmonisan sosial."
Untuk meredam kemarahan publik Finlandia, Nokia meminta agar Elop menerima uang bonus dengan nilai lebih kecil.
Namun,
menurut laporan surat kabar Finlandia, Helsingin Sanomat, Elop menolak
permintaan Nokia karena dia akan bercerai dan istrinya meminta bagian
dari bonus yang diterimanya itu.
Setelah Microsoft menyelesaikan
transaksi akuisisi pada April 2014, Elop meninggalkan Grup Nokia dan
kembali bekerja untuk Microsoft sebagai kepala wakil presiden bisnis
perangkat, yang juga bertanggung jawab atas perangkat konsol game Xbox,
tablet Surface, hingga aksesori.
Microsoft harus merogoh kocek 5
miliar dollar AS untuk mengakuisisi unit bisnis perangkat dan layanan
Nokia. Sementara itu, untuk lisensi paten Nokia, Microsoft mengeluarkan
uang sebesar 2,2 miliar dollar AS. Total dana yang dihabiskan oleh
Microsoft adalah 7,2 miliar dollar AS. Kini nama perusahaan Nokia
berubah menjadi Microsoft Mobile.
Elop, yang bergabung di Nokia
pada September 2010, adalah seorang berkebangsaan Kanada. Ia adalah CEO
Nokia pertama yang bukan warga negara Finlandia.
Selanjutnya
posisi CEO di Grup Nokia diduduki oleh Rajeev Suri. Grup Nokia, yang
berkantor pusat di Finlandia, akan melanjutkan hidup sebagai perusahaan
yang berkonsentrasi di tiga area bisnis: layanan peta digital dan lokasi
(Nokia Here), pengembangan teknologi dan lisensi paten (Advanced
Technologies), serta infrastruktur jaringan dan layanan telekomunikasi
(Nokia Solutions and Networks).